Postingan

:(

Aku ingin sejenak pergi, sejenak tidak tahu menahu tentang dunia. Beristirahat, mungkin. Rasanya aku tak tahu diri sekali. Atau barangkali memang harusnya seperti itu. Alih alih menjaga perasaan orang lain, justru aku (lagi) yang salah. Ah, aku.. Lemah sekali dengan semua perasaanku sendiri. Benar bahwa setiap orang memiliki parameter bahagia, parameter pengorbanan, parameter banyak hal lainnya sendiri-sendiri. Kadang kita pikir, seseorang yang kita tuju akan berbahagia sebab kita telah berjuang sedemikian rupa menjaga perasaannya-kurang lebih begitu- tapi.... Tak perlu dijawab, aku tahu kamu tahu maksud ku. Jadi bagaimana? Sulit, kan? Pada akhirnya cinta pada sesama kan menuntutmu untuk mengalah sedikitnya. Untuk kembali sejalan, kembali pada frekuensi yang sama. Meski hatimu tidak akan sama sepenuhnya, setidaknya kamu tahu bagaimana harus bersikap dan mendewasa. Tak apa... Semoga suatu saat, cinta akan mencintai mu dengan baik, dengan tidak egois. Cinta akan memberikan mu seny

I-R-I

Kadang didalam hati, ko ada aja ya perasaan iri sama orang lain, teh. Rasanya ngga tenang aja. Kaya ngerasa aku ko tertinggal jauh banget dari orang-orang diluar sana. Tertinggal dari segi akhlak, ilmu agama, teknologi, pengetahuan umum, atau apapun. kalau udah muncul 'iri' nya, pasti muncul juga peperangan didalam hati tehhh :( "Makanya, ngga usah kepo, adni. ngga usah lihat yang ngga penting buat kamu." #entah itu teguran, sindiran, atau apa. Ah, memang 'tidak tahu' itu banyak kali jauh lebih baik, lebih menenangkan. ngga usah repot-repot berdamai dengan hati, ngga usah repot-repot membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. tapi atuhh huhuhuuuuu nangis ajalah, susah punya hati 'ngga selesai' teh, kaya gini mulu. astaghfirullah ... udah ih, kamu lihatnya kebawah cobaa. biar bersyukur, biar ngga ngeluh mulu. lihatnya ke banyak nikmat yang udah Allah kasih sejauh ini. lihatnya ke apa yang Allah janjikan dihari kemudian. ingetnya mbok ya yan

Kontemplasi

Tak p erlu iri, tak perlu meminta apapun pada dunia. Kamu tidak membutuhkan itu. Biarkan saja. Jangan lemah, jangan mengeluh. Jangan menunjukkan keadaan terpurukmu. Sesedih-sedihnya, Ada ruang yang tak boleh orang tahu, ruang untukmu sendiri. Ruang untuk menangis dan berteriak lepas. Kamu berhak atas duniamu. Sebab sedikit sekali, bahkan mungkin hanya beberapa orang yang benar-benar peduli padamu. Sisanya hanya ingin tahu-saja. Jadi kembalilah pada dirimu, pada duniamu. Jangan melihat orang lain jika pada akhirnya hatimu menjadi kotor. Apapun yang ada diluar sana, terlepas dari kamu tahu atau tidak, tak perlu tahu. Memang lebih baik tak tahu. Sudah, cukup. Kamu tidak memerlukan penilaian orang lain. Banyak yang harus kamu pikirkan: umi, adik2, masa depanmu. Pun jika semua orang meninggalkanmu, tak apa. Kamu punya Tuhan. Kamu kuat, kamu harus ingat itu. Kamu akan menyelelesaikan ini dengan baik, dengan tidak mengotori hatimu. Jadi bersihkan. Lihat kebaikan, lihat kebermanfaatan, lihat h

Rasa(untuk)nya itu..

Masih dengan semua perasaan perasaan dalam dada, perasaan dalam konteks yang berbeda. Bagaimana kiranya menjelaskan perasaan yang kadangkali membuncah, kadangkali tak terbahasakan. Abstrak, mengalir begitu saja. Perasaan pada seseorang. Aku tahu ini seperti konyol jika mengingat keadaan ku hari ini. Rasanya waktu berjalan lambat sekali untuk sekedar bertemu dan menatap. Ah, Tuhan.. Perasaan ku bercampur aduk. Bisa kah, Kau mempertemukan ku dengannya? Adniiii, apa sih mau mu? Kamu tahu betul-padahal-belum saatnya meminta yang tak ada. Sudah jelas sekali ada jarak yang perlu kau titi sedikit demi sedikit. Ada waktu yang perlu kau lalui detik demi detiknya. Jangan egois.. Pertemuan tidak sebercanda itu. :( Apa sih, aku.. aneh aneh aja emang, tapi yaa bagaimana, aku harus bagaimana? Aku bertanya seolah aku tidak tahu aku harus bagaimana. Jauh didalam hati, sejujurnya, aku tahu betul jawaban ku. Yasudah, gapapa, biarkan saja.. Hati akan berdamai dengan sendirinya.

Ruang untukku

Aku memerlukan sebagian ruang untukku sendiri. Ruang yang mungkin tak banyak orang tahu, ruang privasi, ruang kecil untuk sejenak merenung dan berdiam diri. Kadang dalam beberapa kondisi, kita benar benar tidak tahu harus bagaimana melangkah dan menentukan arah. Semua ragu, tak memberikan titik terang. Dan kita, lagi lagi tak mengerti maksud semesta. Hanya menangis, untuk sekedar memastikan hati kita masih mampu merasakan kelemahan sebagai hamba biasa. "Aarghhh!! mengapa sulit sekali" aku berteriak-dalam hati. Mungkin memang sebaiknya begitu, hanya dalam hati saja. Tak masalah jika orang tak tahu sekalipun. Aku sudah ahli menyembunyikannya. Entah akan menjadi seperti apa hati ku kelak. Sedikit demi sedikit terus tertumpuk disana, tak karuan.   Melankolis sekali aku ini, huufttt, capek kadang tuuhh. MasyaaAllah, nangis aja akhirnya.. #sore hari, diedit malem